Minggu, 24 Februari 2013

SEJARAH SINGKAT GM FKPPI

Sejarah Singkat GMFKPPI

 

Berawal dari Munas VII Pepabri pada tanggal 20 Juni 1977 bertempat di Asrama Haji Bukit Duri Jakarta Selatan, para pendiri yang antara lain yakni :
1.        Drs. Surya Paloh
2.        J.P. Yoseano Waas.
3.        Agus Santoso, SH.
4.        Prof. DR . Karel S. Waas.
5.        Tjokro Supriyanto, BA.
6.        Capt Haribowo.
7.        Ir. Wisnu Batubara
Bersepakat . membentuk . satu . wadah . pembinaan . putra-putri . ABRI . dengan . beberapa . usulan . nama, antara. lain :
1.        P4-ABRI (Persatuan Putra Putri Purnawirawan ABRI).
2.        P4-I (Persatuan Putra Putri Purnawirawan Indonesia).
Kemudian melalui suatu proses yang panjang disepakati diberi nama dengan nama FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia )
Maka pada tanggal 12 September 1978 pada saat ulang tahun Pepabri di Gedung Wanita Nyi Ageng Serang Kuningan Jakarta, diproklamirkan berdirinya FKPPI dan untuk pertama kalinya dibentuk Pengurus Besar FKPPI dengan susunan pengurus, Drs. Surya Paloh sebagai Ketua Umumnya dan Karel S. Waas sebagai Sekjendnya yang dikukuhkan melalui SK dari Pengurus Besar Pepabri.
Tanggal 12 September 1978 yang monomental itupun untuk selanjutnya juga ditetapkan sebagai hari lahirnya atau terbentuknya FKPPI.
Selanjutnya di tahun 1981 diselenggarakanlah Munas I  di Jakarta, terpilih sebagai Ketua Umum Drs. Surya Paloh yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal Yoseano Waas untuk masa bakti 1981-1984.
  • Setelah Munas I ini, perkembangan organisasi ini begitu cepat dengan terbentuknya kepengurusan di tingkat daerah (propinsi), cabang (kota/kabupaten) bahkan hingga rayon-rayon (kecamatan-kecamatan).
  • Pada Munas II di Tugu Bogor, terpilih sebagai Ketua Umum Djoko Mursito Humardhani didampingi Drs. Gazie M. Yusuf sebagai sekjen untuk masa bakti 1984-1987.                                                                  
  • Pada Munas III di Magelang tanggal 10-13 November 1987 terpilih Ir. H. Indra Bambang Utoyo didampingi Haryadi Anwar sebagai sekjen (1987-1990)
  • Pada Munas III ini kepanjangan FKPPI yang semula Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia, berubah menjadi Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri ABRI           
  •  Pada Munas IV tanggal 24-26 November 1990 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Ir. H. Indra Bambang Utoyo terpilih lagi sebagai Ketua Umum didampingi Asep R. Sujana sebagai Sekjen (1990-1993)
  • Pada Munas V di Jakarta Asep R. Sujana terpilih sebagai Ketua Umum didampingi oleh Bahriyoen Sucipto sebagai Sekjen (1993-1998).
  •  Pada tahun 1995 karena tuntutan zaman untuk mengembangkan wadah FKPPI maka terjadilah Musyawarah Luar Biasa (Muslub) pada tanggal 12 september 1995                                                     
  •  Salah satu keputusan penting dalam Muslub tersebut adalah merubah nama FKPPI yang selama ini dikenal sebagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menjadi Generasi Muda FKPPI (GM-FKPPI) dengan tetap melanjutkan masa bakti hingga 1998.
  • Pada saat bersamaan dibentuklah wadah baru yang bernama FKPPI sebagai wadah berhimpun bagi anggota FKPPI yang berusia 40 tahun keatas yang dideklarasikan pada saat peringatan HUT FKPPI ke-17 pada tanggal 12 September 1995 di Balai Sidang Senayan Jakarta dengan Ketua Umum untuk pertama kalinya adalah H. Bambang Trihatmojo didampingi Ir. Indra Bambang Utoyo sebagai Sekjen.                                                                                                                                                                                                                  
  •  Kedua organisasi ini baik FKPPI maupun GM FKPPI mempunyai jiwa dan semangat yang sama, dan komposisi kepengurusannyapun saling kait mengkait agar terjadi sinergitas. Walaupun kedua organisasi ini mempunyai lambang yang berbeda namun hampir sama serta masing masing memiliki AD/ART namun karena platformnya yang sama dan dilahirkan dari sumber yang sama maka sering diistilahkan bahwa antara FKPPI dan Generasi Muda FKPPI adalah "Dua Raga Satu Jiwa”
  • Pada Munas VI GM-FKPPI tanggal 13-15 Februari 1998 di Jakarta terpilih sebagai Ketua Umum Adiguna Sutowo didampingi oleh Erwin M. Singajuru sebagai Sekjen.
  •  Untuk menyesuaikan diri dalam era Reformasi di Negara kita maka pada tanggal 5-6 Maret 1999 kembali dilaksanakan Munaslub GM FKPPI di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta yang salah satu keputusan penting adalah menyempurnakan AD/ART GM-FKPPI dimana keanggotaan GM FKPPI dapat dirangkap dengan keanggotaan Partai Politik sepanjang tetap berazaskan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, serta menegaskan kembali konsep FKPPI adalah rumah bersama. Munaslub juga menegaskan keberadaan lembaga Polri tetap menjadi anggota dewan Pembina, serta putra putri Polri tetap menjadi anggota biasa FKPPI walaupun pada tanggal 1 April 1999 lembaga Polri dipisahkan dari organik ABRI
  • Pada Munas VII tanggal 12-16 Oktober 2003 dilaksanakan Munas secara bersama-sama antara FKPPI dan GM FKPPI di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta dimana untuk FKPPI terpilih sebagai Ketua Umum Ponco Sutowo dengan Bahriyoen Sucipto sebagai sekjen (2003-2008). Sedangkan untuk GM FKPPI terpilih Dudhie Makmun Murod sebagai Ketua Umum dengan Sayed M. Muliadi sebagai Sekjen dengan masa bakti kembali menjadi 3 tahun (2003-2006)
  •  Pada Munas VIII tanggal 29-31 Oktober 2008 di Wisma Kinasih, Caringin, Bogor, terpilih Ketua Umum Hans Silalahi dan Sekjend Fajar Iman untuk masa bhakti 2007-2011.

Jumat, 22 Februari 2013

KEMBALI GUGUR PUTRA TERBAIK BANGSA DI PAPUA

 http://www.facebook.com/groups/66603461184/permalink/10151339156561185/
PERNYATAAN SIKAP
PENGURUS DAERAH IX GENERASI MUDA FKPPI DKI JAKARTA
ATAS GUGURNYA 8 PRAJURIT TNI MENJADI KESUMA BANGSA DI PAPUA

Ibu pertiwi kembali harus kehilangan putra-putra terbaiknya ditangan para pengkhianat bangsa di Papua. Kamis, 21 Februari 2013 kita dikagetkan oleh berita dari media massa, 8 prajurit TNI yang bertugas di Papua tewas ditembak gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pratu Wahyu Prabowo tewas terembak di dada dan lehernya saat bertugas menjaga pos. Sementara 7 orang prajurit lainnya, yakni, Sertu Ramadhan, Sertu M. Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka Wemprik dan Pratu Mustofa, tewas dalam penghadangan dan penyerangan yang dilakukan OPM saat dalam perjalanan menuju bandara Sinak untuk mengambil radio kiriman dari Nabire.
Ini bukan peristiwa penembakan pertama yang membuat prajurit TNI atau Polri gugur di Papua. Sudah terlalu sering kita mendengar ada anggota TNI atau Polri yang gugur di Papua karena di serang oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Entah harus berapa banyak lagi putra-putra bangsa yang harus jadi korban di Papua. Entah harus berapa banyak lagi istri yang menjadi janda dan anak menjai yatim karena ayah mereka gugur dalam mejaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indoesia.
Pemerintah tidak cukup hanya sekedar menyampaikan rasa belasungkawa dan turut berduka cita. Harus ada tindakan nyata dan kongkrit dalam menghadapi apa yang disebut sebagai Organisasi Papua Merdeka atau OPM. Apapun namanya, itu merupakan betuk nyata pengkhianatan terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu tidak ada pilihan bagi Negara dalam menghadapi pengkhianat selain menumpasnya. Pengkhianatan sekecil apapun dan dalam bentuk apapun tidak bias ditolerir dan jelas harus dimusnahkan dan ditumpas dari setiap jengkal tanah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena itu, Pengurus Daerah IX Generasi Muda FKPPI DKI Jakarta, dengan tegas menyatakan:
1. Turut berduka cita yang paling dalam atas gugurnya kesuma bangsa, 8 prajurit TNI dalam menjalankan tugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tanah Papua.
2. Mengutuk tindakan paling kejam dan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap putra-putra terbaik Indonesia yang sedang bertugas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Meminta dan mendorong Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan Operasi Militer dan penumpasan terhadap semua bentuk pengkhianatan yang dilakukan oleh warga Negara Indonesia dalam bentuk apapun di Papua.
4. Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah organisasi yang selama ini selalu merongrong wibawa pemerintah dan melakukan terror kepada warga Negara Indonesia di Papua dalam banyak bentuk terror. Merekalah yang sering membuat kekacauan di objek-objek vital di Papua. Karena itu tidak ada alasan bagi Mabes TNI untuk tidak melakukan Operasi Militer.
Operasi Militer merupakan pilihan paling tepat yang harus dilakukan oleh Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengahdapi semua rangkaian terror dan pengkhianatan yang dilakukan OPM di Papua. Tidak boleh ada kompromi bagi pengkhianat karena sejatinya pengkhianat adalah musuh nomor 1 (satu) yang harus diwaspadai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian pernyataan ini dibuat seraya berempati kepada kelarga prajurit yang ditinggalkan. Kami Generasi Muda FKPPI DKI Jakarta menyatakan berbela sungkawa yang paling dalam. Semoga keluarga 8 prajurit kesuma bangsa diberikan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Jakarta, 22 Februari 2013
PENGURUS DAERAH IX
GENERASI MUDA FKPPI DKI JAKARTA

ARIF BAWONO.ST
K E T U A